Rabu, 18 Mei 2011

About SPOILER 2

SPOILER 2
XI IPS 1

SPOILER 2
XI IPS 1
SMAN 2 Bandung


Proses pengerjaan…

Proses Pengerjaan

Bike to School, Kenapa Enggak?

KOMPAS.com — Bagi Yosia Besta, jarak memang bukanlah halangan untuk ditempuh dengan bersepeda pergi-pulang sekolah. Siswi kelas II SMA Yadika 5 Jakarta Barat itu sudah biasa bersepeda ke sekolah sejak kelas II SMP dan kebiasaan itu terus berlanjut sampai sekarang.

Soal keringat? Besta cukup membawa handuk dan tidak terlalu khawatir karena ruangan kelasnya berpendingin udara. “Kalau pagi kan tidak terlalu panas, jadi naik sepeda kenapa enggak,” tutur Besta dengan nada cuek. Sepeda mini lungsuran dari sang kakak sudah dua tahun terakhir setia menemaninya menyusuri jalan-jalan di kawasan Karang Tengah, perbatasan Jakarta dengan Tangerang.

Di Tebet, Jakarta Selatan, M Fajar Nur Rohman juga tak ambil pusing untuk bersepeda ke sekolah setiap hari. Dari rumahnya di kawasan Gudang Peluru, dia menempuh jalan sekitar empat kilometer ke sekolahnya SMKN 32 di Jalan Tebet Selatan, dengan sepeda Federal yang dibeli dari temannya seharga Rp 50.000 saja.

“Sering juga diledekin tapi cuek aja lah, kan sepeda sendiri. Yang bikin gondok cuma soal parkir, selalu digeser-geser sama sepeda motor,” tutur pelajar kelas II jurusan restoran tersebut.

Dengan cara dan kiatnya masing-masing, sebagian kecil pelajar di Jakarta memilih bersepeda ke sekolah. Selain berhemat, mereka umumnya sadar betul kalau sepeda merupakan alat transportasi yang ramah lingkungan dan menyehatkan.

“Enggak perlu banyak ngomong soal usaha mencegah pencemaran udara. Kita naik sepeda aja udah ngebantu mencegah polusi dan global warming kan,” kata Axel Irianto, siswa kelas XII SMA Charitas.

Di Jakarta, gini hari, naik sepeda ke sekolah memang belumlah menjadi pilihan populer. Di setiap sekolah, jumlah pelajar yang bersepeda ke sekolah mungkin bisa dihitung dengan jari. Namun dengan menghimpun diri dalam paguyuban Bike To School, mereka yakin dapat melakukan sesuatu yang lebih berarti untuk memassalkan aktivitas bersepeda ke sekolah.

“Kalau sendiri-sendiri memang susah ngajaknya, tapi kalau banyakan, saya rasa bebannya lebih ringan,” tutur Anindito Bayhaqie, pelajar kelas II SMA Kolese Kanisius yang setiap hari bersepeda ke sekolah seorang diri.

Moris Semuaji, pelajar kelas II SMA Lab School Kebayoran yang terpilih sebagai ketua Bike To School, mengatakan, paguyuban ini merupakan gerakan yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk pelajar. “Kita akan terus-menerus mengajak sebanyak mungkin teman-teman bersepeda ke sekolah,” tuturnya. 

PDAM Bantu SMAN 2 Fasilitas Air Siap Minum



Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bandung mendapatkan bantuan empat keran air siap minum dari Perusahaan Daerah Air Minum (PADM) Tirta Wening Kota Bandung. Dengan bantuan tersebut, SMAN 2 siap menjadi perwakilan Jawa Barat untuk bersaing dan meraih gelar sekolah sehat di tingkat nasional pada Juni 2011. Selain keran air siap minum, SMAN 2 juga mendapatkan bantuan alat pembuat lubang biopori dari Wali Kota Bandung, Dada Rosada. Bantuan-bantuan tersebut secara resmi diberikan Dada kepada Kepala SMAN 2, Tedi Hidayat di SMAN 2.
Dengan adanya bantuan tersebut, Dada berharap SMAN 2 bisa menang dalam ajang perebutan sekolah sehat di tingkat nasional.

“Tetapi yang terpenting adalah setelah lomba, jangan sampai apa yang sudah baik dibangun selama ini, kemudian dibiarkan bahkan sampai rusak. Karena yang paling susah adalah memelihara. Misalnya saja, keran air jadi macet,” terangnya.

Menurut Kepala SMAN 2, Tedi Hidayat, berbagai persiapan telah dilakukan menjelang ajang pemilihan sekolah sehat tersebut. Antara lain dengan membenahi ruangan unit kesehatan sekolah (UKS) menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Juga bekerja sama dengan dokter yang merupakan alumni SMAN 2.

“Dokter tersebut berjaga satu minggu dua kali. Kami juga bekerja sama dengan Puskesmas Dago, yang juga secara rutin datang seminggu sekali untuk membantu permasalahan kesehatan siswa,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Direktur PDAM Tirta Wening, Pian Sopian mengatakan, keran air siap minum di tingkat sekolah baru diterapkan di SMAN 4. Tidak tertutup kemungkinan, sekolah lainnya bisa mengajukan asal memenuhi kriteria. Antara lain memenuhi kecepatan airnya dan aliran airnya 24 jam.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji mengatakan, untuk tingkat SMA, memang baru SMAN 2 yang bisa melaju pada level tingkat nasional untuk kategori sekolah sehat. Sementara di tingkat SMK, yakni SMKN 9. Tetapi hal tersebut bukan berarti sekolah lainnya kurang memenuhi syarat.

Ke depan, Disdik juga telah menyiapkan beberapa sekolah untuk melaju pada ajang sekolah sehat. Antara lain SMAN 15 dan SMKN 13. Sebelumnya, SMAN 3, 5, dan 8 serta SMPN 7 Bandung sudah mendapatkan predikat sekolah sehat. “Yang penting adalah semua sekolah harus memperhatikan lingkungan, kesehatan, ketertiban, kedisipilinan serta prestasi siswa sehingga bisa mempunyai daya saing untuk meningkatkan mutu pendidikan,” tambahnya.

Bazzar SMAN 2 Bandung


Two Thumbs Up! (2010)
SMAN 2 Bandung kembali menggebrak melalui gelaran TWO THUMBS UP: Remind To Be Proud, demikian judul bazaar yang diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) tanggal 6 Februari 2010 lalu. Untuk pertama kalinya, SMAN 2 menggelar event bazaarnya di luar lingkungan sekolah, namun demikian tidak menyurutkan semangat para panitia untuk menghadirkan line-up pengisi acara yang tidak kalah spektakuler dibandingkan dengan bazaar-bazaar mereka sebelumnya. Sebut saja Alexa, Maliq and d�Essentials, Superman Is Dead, Shaggy Dog, the Bannery, Rock n Roll Mafia serta Polyester Embassy.
Jika biasanya bazaar SMAN 2 digelar di lingkungan sekolah mereka dengan berbagai macam dekorasi dari stand-stand kelas, dan tata panggung yang semarak, kali ini Two Thumbs Up tampil lebih minimalis, tanpa adanya dekorasi panggung, hanya berlatar backdrop hitam. Namun, tidak mengurangi semangat para panitia Two Thumbs Up untuk menyuguhkan line-up artis yang spektakuler. Terbukti dengan penuhnya venue sepanjang acara berlangsung.
Acara Two Thumbs Up sendiri dimulai sekitar pukul 10 pagi, dibuka dengan penampilan dari sejumlah band perwakilan kelas, band-band audisi, paduan suara, serta penampilan dari teater Rumah Seni 2. Siang beranjak sore, venue semakin dipenuhi oleh penonton yang menunggu aksi panggung band-band favorit. Berbagai genre musik coba dihadirkan oleh panitia Two Thumbs Up, mix and match yang sukses! Polyester Embassy, Rock n Roll Mafia serta Seringai yang sukses membuat panggung memanas dengan moshing yang dilakukan oleh para penonton, namun keadaan tetap aman terkendali.
Selepas break magrib, acara kembali dilanjutkan. Selepas penampilan dari ansamble dan paduan suara, Shaggy Dog menggoyang panggung yang memang sudah dinantikan oleh penonton. Heru, sang vokalis tampil komunikatif dan mengajak semua penonton bergoyang bersama. Seperti biasa, penampilan Maliq & d�Essentials selalu dinanti oleh para penggemarnya terutama kaum hawa, seakan telah mendapat tempat di hati para penggemarnya, Maliq & d�Essentials sukses membawakan lagu-lagu hits mereka, seperti “The One”, “Dia”, “Blow My Mind”, serta “Yang Pertama”. Sing along terjadi di sepanjang penampilan Maliq & d�Essentials pada malam itu.
Namun, puncak acara belum berakhir disitu, karena selanjutnya Alexa menambah keriuhan Two Thumbs Up di malam minggu dengan berbagai hits mereka yang telah sering malang melintang di layar televisi, sebut saja “Jangan Kau Lepas”, “Dewi”, serta sebuah lagu recycle milik mendiang Chrisye “Seperti yang Kau Minta”.

Two Thumbs Up ditutup oleh penampilan dahsyat dari trio asal Pulau Bali, Superman Is Dead! Bobby Cool, Eka Rock serta Jerinx tampil membius para penonton dengan penampilan atraktif mereka. Dan yang mengejutkan adalah kolaborasi SID dengan Shaggy Dog yang menjadikan Two Thumbs Up benar-benar remind to be proud. Pesan yang diusung oleh event bazaar SMA 2 Two Thumbs Up melalui tagline nya yaitu “Muda, Beda dan Berbahaya” adalah untuk mengajak generasi muda untuk menunjukkan kreatifitas dengan berkarya yang bersih dari tindakan anarkis dan kekerasan. Dan anak-anak SMAN 2 patut berbangga karena they have to be proud for what they�ve done! Salute for them!

Sejarah SMAN 2 Bandung





SMA Negeri (SMAN) 2 Bandung berdiri dengan resmi tahun 1949 diprakarsai oleh Thio Anio sekaligus bertindak sebagai Kepala Sekolah. Pada saat berdirinya SMAN 2 Bandung berlokasi di Jl. Kasatrian, di gedung SMPN 1 yang lokasinya berdekatan dengan SD Douwes Decker. Tetapi hal ini hanya berlangsung beberapa bulan saja. Pada tahun yang sama, SMAN 2 Bandung pindah ke Jl. Belitung No. 08, yang saat ini digunakan oleh SMAN 3 Bandung dan SMAN 5. Pada awalnya SMAN 2 disebut SMA B yang merupakan bagian dari AMS sie B, atau eksakta yang mengutamakan pelajaran Matematika dan Fisika. Pada tanggal 2 Agustus 1952 resmi berdiri SMAN 2 B.
Pada tahun 1966 terjadi pergolakan fisik yang hebat dan kampus sekolah Cina berada di Jalan Cihampelas pun berhasil direbut oleh pejuang muda. Sejarah itulah yang mengawali berpindahnya SMA 2 dari Jalan Belitung ke Jalan Cihampelas hingga sekarang.
Dalam perjalanan SMA Negeri 2 Bandung hingga sekarang, beberapa kali dipercaya untuk membina persiapan pembentukan SMA Negeri baru, diantaranya adalah SMA Negeri 3, 15 dan SMA Negeri 23 Bandung. Dalam kurun waktu yang panjang itulah sekian banyak nama Kepala Sekolah yang memimpin SMAN 2 Bandung, yakni sebagai berikut :
• Thio Anio ( 1949-1951 ) • H. Djusar ( 1951 – 1952 ) • M. Entoem ( 1952 – 1965 ) • Drs. Singgih Wiraharja ( 1965, beberapa bulan ) • Drs. Ibnu Hadi ( 1965, PYMT ) • Drs. Sabar Bratakoesoemah ( 1965 – 1966 ) • Drs. Nana Kusnadi ( 1966, beberapa bulan karena meninggal ) • Drs. Ibnu Hadi ( 1966 – 1968, PYMT ) • Drs. Ibnu Hadi ( 1968-1974 ) • Drs. Ahmad hamid ( 1974-1982 ) • Drs. Dono Yusuf ( 1982-1987 ) • Drs. E. Mulyadi ( 1987-1990 ) • Drs. Ihot Muslihat ( 1990-1994 ) • H. Ena Sumpena, BA ( 1994-1999 ) • Drs. Ruhaedi W ( 1999-2003 ) • Dra. Hj. Hasmiati (2003-2004, PLT) • Drs. Encang Iskandar, MPd ( 2004-2008) • Teddy Hidayat, S.Pd, M.M.Pd (2008-Sekarang)
Pada tahun 1994 sejak berlakunya kurikulum 1994, nama SMAN 2 berubah menjadi SMUN 2 Bandung, dan 2004 berubah lagi menjadi SMAN 2 Bandung